Wall Street Sentuh Rekor Tertinggi...Tapi Lajunya "Melempem" Jelang Penutupan
Thursday, January 16, 2020       05:20 WIB

Ipotnews - Saham Wall Street menguat, Rabu, tetapi menyerahkan sebagian besar kenaikannya menjelang sesi penutupan, bahkan setelah Amerika Serikat dan China menandatangani perjanjian perdagangan fase pertama yang sangat diantisipasi.
Sebagian besar detail sudah diketahui dan investor mengantisipasi beberapa hambatan dalam perjalanan menuju penandatanganan fase kedua.
Nasdaq Composite Index ditutup tepat di atas garis datar, hanya naik 0,08% atau 7,37 poin menjadi 9.258.70, demikian laporan   CNBC   dan  AFP , di New York, Rabu (15/1) atau Kamis (16/1) pagi WIB.
Sementara, indeks berbasis luas S&P 500 mengakhiri sesi dengan penguatan 0,19% atau 6,14 poin menjadi 3.289,29, sedangkan Dow Jones Industrial Average meningkat 90,55 poin, atau 0,31% menjadi 29.030,22. Pada sesi tertingginya, Dow melesat 187,92 poin, atau 0,7% sementara S&P 500 dan Nasdaq masing-masing naik sebanyaknya 0,5%.
Perjanjian perdagangan AS-China itu mencakup ketentuan untuk mengekang pencurian kekayaan intelektual bersama dengan transfer teknologi. Kesepakatan itu juga meningkatkan pembelian produk AS oleh China. Investor telah bersemangat menunggu penandatanganan perjanjian perdagangan fase pertama karena konflik antara ekonomi terbesar dunia itu sudah berlangsung selama hampir dua tahun.
"Risiko di pasar adalah bahwa situasi perdagangan memburuk, bukan karena tetap seperti itu," kata Willie Delwiche, analis Baird. "Jika membaik, menurut definisi, itu tidak memburuk dan ini hal yang positif."
Yang pasti, kesepakatan itu tidak menghapus tarif AS yang ada terhadap impor China dan meninggalkan pertanyaan tentang bagaimana ketentuan perjanjian tersebut akan diberlakukan. Kesepakatan itu juga dilihat "rapuh" oleh beberapa analis yang meyakini bea masuk tambahan masih bisa diimplementasikan.
Oxford Economics menggambarkan perjanjian itu sebagai "gencatan yang rapuh," memperingatkan "kendati kesepakatan tersebut merupakan selangkah ke arah yang benar, penghapusan tarif lebih lanjut tidak diperkirakan sampai setelah pemilu AS, dan janji yang tidak ditepati dapat menyebabkan tarif berlaku lagi dalam beberapa bulan mendatang."
Wall Street juga mencermati  Corporate America  saat musim laporan keuangan dimulai. Bank of America melaporkan hasil kuartalan yang mengalahkan ekspektasi analis karena pendapatan perdagangan obligasi meningkat tajam.
Goldman Sachs turun 0,2 persen setelah melaporkan kuartal keempat yang lebih rendah, sebagian karena pengeluaran sebesar USD1,1 miliar untuk biaya hukum terkait dengan penyelidikan peran bank tersebut dalam skandal 1MDB.
Sementara, BlackRock, UnitedHealth dan PNC Financial membukukan pendapatan kuartalan yang mengalahkan ekspektasi analis.
Target anjlok 6,6 persen setelah raksasa ritel itu melaporkan penjualan yang mengecewakan untuk musim belanja liburan.
Penjualan komparatif Target tumbuh hanya 1,4 persen pada November dan Desember, dengan pelemahan dalam elektronik, mainan, dan beberapa kategori lainnya membebani kinerja.
Sejauh ini, sekitar 30 perusahaan S&P 500 telah merilis angka kuartalan mereka. Dari emiten itu, 82% membukukan laba lebih baik dari perkiraan, menurut data FactSet.
Ekspektasi untuk keuntungan perusahaan menurun menuju periode pelaporan tersebut. FactSet memperkirakan laba S&P 500 turun 2% pada kuartal keempat secara  year-over-year . (ef)

Sumber : Admin